kumpulan definisi penyakit

kumpulan definisi penyakit
nursing smart

Sabtu, 11 Juni 2011

fraktur

A. PENGERTIAN
1. Penertian fraktur
Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas jaringan tulang. Fraktur terjadi bila tekanan yang di tempatkan pada tulang lebih besar dari pada yang dapat di absorsi tulang. Tekanan dapat berupa mekanik (trauma) atau berhubungan dengan proses penyakit (fatologis) otot, pembuluh darah, saraf, tendon, sedi dan organ tubuh dapat cedar bila terjadi fraktur. Pada lansia osteoporosis adalah resiko fraktur mayor, terutama untuk panggul dan fraktur komfresi vertebral. (Nettina,2002)
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Presipitasi
yaitu meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah serta kekuatan tulang.
2. Predisposisi
yaitu meliputi kapasitas tulang mengabsorpsi energi trauma, kelenturan, densitas serta kekuatan tulang.(NursingBegin,2009)
3. Patofisiologi
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, trauma tekanan membengkok, memutar, dan menarik (Chairudin Rasjad,1998) yang di kutip oleh Munttaqin (2008)
Trauma muskulus keletal yang dapat menyebabkan fraktur adalah sebagai berikut :
a. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang.
b. Trauma tidak langsung.
4. Manifestasi klinik
Brunner & Suddarth (2001) Manifestasi Klinis Fraktur adalah nyeri, hilangnya sungsi deformitas, pemendekan ekstremitas krepitus, pembekakan lokal dan perubahan warna.
5. Komplikasi
a. Kerusakan Arteri
b. Sindrom kompartemen.
c. Fat Embolism Syndrome ( FES )
d. Infeksi.
e. Nekrosis Avaskular.
f. Syok.
6. Biologi penyembuhan tulang
Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang. Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu:
a. Stadium Satu-Pembentukan Hematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daera fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
b. Stadium Dua-Proliferasi Seluler
Pada stadium initerjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum,dan bone marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.
c. Stadium Tiga-Pembentukan Kallus
Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.
d. Stadium Empat-Konsolidasi
Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
e. Stadium Lima-Remodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan menurut doenges, 2000 adalah:
1. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan fraktur
2. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, pergerakan fragmen tulang
3. Resiko tinggi disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan/ interupsi aliran darah, hipovolemia
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah, emboli lemak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar