kumpulan definisi penyakit

kumpulan definisi penyakit
nursing smart

Selasa, 12 Juli 2011

LP ISOLASI SOSIAL


LAPORAN PENDAHULUAN

1.Masalah Utama :
Isolasi sosial : Menarik diri.
2.Proses Terjadinya Masalah
a.Pengertian
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.
b.Tanda dan Gejala
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain (menyendiri)
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat.
Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
Posisi janin saat tidur.
(Budi Anna Keliat, 1998)
c.Penyebab dari Menarik Diri
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gejala Klinis
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budi Anna Keliat, 1999)
d.Akibat dari Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan eksternal.
Gejala Klinis :
Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian.
Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
(Budi Anna Keliat, 1999)

3.Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji
a.Masalah Keperawatan
1.Resiko perubahan persepsi : halusinasi...
2.Isolasi Sosial : menarik diri
3.Gangguan konsep diri : harga diri rendah

b.Data yang perlu dikaji
1.Resiko perubahan persepsi - sensori : halusinasi
1)Data Subjektif
a.Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata.
b.Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
c.Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
d.Klien merasa makan sesuatu.
e.Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
f.Klien takut pada suara / bunyi / gambar yang dilihat dan didengar.
g.Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.
2)Data Objektif
a.Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b.Klien bersikap seperti mendengar/ melihat sesuatu.
c.Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d.Disorientasi.
2.Isolasi Sosial : menarik diri
1)Data Subyektif
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2)Data Obyektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
3.Gangguan konsep diri : harga diri rendah
1)Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2)Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.
4.Pohon Masalah







5.Diagnosa Keperawatan
a.Isolasi sosial: menarik diri
b.Harga diri rendah
6.Rencana Tindakan Keperawatan
A.Diagnosa 1 : Isolasi sosial : menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan landasan utama untuk hubungan selanjutnya.
Tindakan :
1)Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :
a.Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b.Perkenalkan diri dengan sopan.
c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
d.Jelaskan tujuan pertemuan.
e.Jujur dan menepati janji
f.Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g.Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien.

2.Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Rasional :
Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya dapat membantu mengurangi stres dan penyebab perasaaan menarik diri.
Tindakan :
1)Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2)Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul.
3)Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul.
4)Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
3.Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Rasional :
Untuk mengetahui keuntungan dari bergaul dengan orang lain.
Untuk mengetahui akibat yang dirasakan setelah menarik diri.
Tindakan :
3.1Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
3.1.1


3.1.2

3.1.3
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
3.2.1

3.2.2

3.2.3
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
4.Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Rasional :
Mengeksplorasi perasaan klien terhadap perilaku menarik diri yang biasa dilakukan.
Untuk mengetahui perilaku menarik diria dilakukan dan dengan bantuan perawat bisa membedakan perilaku konstruktif dan destruktif.
Tindakan
4.1Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.
4.2Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
K – P
K – P – P lain
K – P – P lain – K lain
K – Kel/ Klp/ Masyarakat
4.3Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan.
4.5Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu.
4.6Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
4.7Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.
5.Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Rasional : Dapat membantu klien dalam menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah
Tindakan :
5.1Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
5.2Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain.
6.Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Rasional :
Memberikan penanganan bantuan terapi melalui pengumpulan data yang lengkap dan akurat kondisi fisik dan non fisik pasien serta keadaan perilaku dan sikap keluarganya.
Tindakan :
6.1Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
salam, perkenalan diri
jelaskan tujuan
buat kontrak
eksplorasi perasaan klien
6.2Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
perilaku menarik diri
penyebab perilaku menarik diri
akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain
6.4Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu
6.5Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
B.Diagnosa 2 : Harga Diri Rendah.
Tujuan umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapetutik :
a.sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
b.Perkenalkan diri dengan sopan.
c.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d.Jelaskan tujuan pertemuan
e.Jujur dan menepati janji
f.Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g.Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Rasional :
Diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego diperlakukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian
Tindakan:
2.1Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.3Utamakan memberikan pujian yang realistik.
3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Rasional :
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah prasyarat untuk berubah.
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki diri memotivasi untuk tetap mempertahankan penggunaannya
Tindakan:
3.1Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4.Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Rasional :
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.
Contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk melaksanakan kegiatan
Tindakan:
4.1Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Kegiatan mandiri
Kegiatan dengan bantuan sebagian
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
4.2Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
5.Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Rasional:
Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi dan harga diri klien
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
Memberikan kesempatan kepada klien ntk tetap melakukan kegiatan yang bisa dilakukan
Tindakan:
5.1Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6.Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Rasional :
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah
Support sistem keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien.
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.



Tindakan:
6.1Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
6.2Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.



DAFTAR PUSTAKA

1.Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
2.Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998
3.Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
4.Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
5.Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
6.Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000










STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Isolasi sosial : Menahan Diri
Pertemuan : 1
Tanggal : 1-12-2008

A.PROSES PERAWATAN
I.Kondisi Klien
Klien tenang koopeatif, kontak mata kurang, tidak mampu mempertahankan kontak mata, klien sering menunduk saat wawancara, klien sering tampak menyendiri dan tidak mau berkumpul dengan teman-temannya
II.Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial : Menarik Diri
III.Tujuan Khusus
a.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b.Klien dapat menyebut penyebab menarik diri
c.Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
d.Klien dapat melakukan perkenalan dengan orang lain
K-P
K-P-K
K-P-Kel
K-P-Kelp
e.Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
f.Klien mendapat dukungan keluarga
IV.Tindakan Keperawatan
a.Memperkenalkan diri
b.Menjelaskan tujuan interaksi
c.Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang
d.Mengobservasi dan menilai kondisi klien
e.Memberi perhatian dan penghargaan / reinforcement positif
f.Mendiskusikan dengan klien mengenai penyebab menarik diri
g.Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
h.Mendemonstrasikan interaksi sosial secara bertahap antara klien dengan perawat

B.STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
I.Fase Orientasi
a.Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi “
“ Kenalkan nama saya Retno, biasa di panggi Retno saya mahasiswa Akper Asih Husada yang bertugas di Ruang 7 hari ini “
“ Bolehkah saya tahu siapa nama mas ? Nama panggilannya siapa ? Tinggal dimana ? Di rumah tinggal bersama siapa ?
“ Hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai keluhan yang mas rasakan “
b.Evaluasi / Validasi
“ Bagaimana keadaan mas hari ini “ ?
c.Kontrak
d.“ Senang ya bisa berkenalan dengan mas hari ini kita akan berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal, sebentar saja, waktunya 15 menit bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini saja bagaimana mas setuju ? “

II.Fase Kerja
“ Kalau saya lihat mas...ini menyendiri ya, kenapa ?
“ Apa nggak ingin ngobrol dengan teman-temannya disini ?
“ Nah...kalau mas...suka menyendiri malas bergaul / ngobrol dengan orang lain, sikap seperti itu menarik diri
“ Bagus...mas sudah bisa mengungkapkan perasaan mas
“Mas...ini ada dua gambar, mas pilih salah satu ya, Gambar pertama adalah gambar mas cuma sendirian tidak ada orang lain, jadi semua mas kerjakan sendiri tidak ada yang membantu, kemudian gambar kedua adalah gambar mas dengan punya banyak teman, nah mas pilih yang mana ?...
“ Apa alasan mas memilih gambar yang no dua ?
“ Nah itulah untungnya kalau kita punya teman dan tidak hanya sendirian bisa saling tolong menolong sehingga pekerjaan kita bisa terasa lebih ringan
“ Bagaimana kalau kita tidak mau berteman dengan siapapun tentunya kita akan kesepian dan tidak ada yang mau membantu itulah ruginya kalau kita tidak mau berteman
“ Bagus, mas sudah tahu keuntungan berteman dan kerugian kalau tidak mau barteman “

III.Fase Terminasi
a.Evaluasi
Evaluasi Subjektif, Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini saya sangat senang dan menghargai karena mas sudah mau di ajak barbincang-bincang bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang ?
Evaluasi Objektif, “ Jadi mas suka menyendiri, menurut mas keuntungan berhubungan dengan orang lain adalah bisa bercerita dan ada yang menolong, kerugian bila tidak punya teman adalah tidak ada yang bisa menolong
b.Tindak lanjut
“Mas besok rencananya saya ingin ajarkan mas cara berkenalan dengan benar dengan perawat dan teman-teman yang lain yang ada di sini, mas setuju ya ?..
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Isolasi sosial : Menarik diri
Pertemuan : ke-2
Tanggal : 2-12-2008

A.Proses Keperawatan
I.Kondisi Klien
Klien tenang kooperatif, kontak mata tenang, tidak mampu mempertahankan kontak mata, klien sering menunduk saat wawancara, klien sering tampak sendirian
II.Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial ; Menarik diri
III.Tujuan Khusus
a.Klien dapat melakukan perkenalan dengan orang lain
K-P
K-P-K
K-P-Kel
K-P-Kelp
b.Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
IV.Tindakan Keperawatan
a.Memperkenalkan diri
b.Mendemonstrasikan interaksi sosial secara bertahap antara klien dengan perawat

B.STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
I.Fase Orientasi
a.Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi mas S“
“ Masih ingat dengan nama saya mas ? Bagus...mas masih ingat dengan nama saya “
b.Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan mas hari ini ?
“ Masih ada perasaan mas yang belum di ceritakan dengan saya ?
c.Kontrak
Topik :

Tempat :

Waktu :
Masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ? dan yang kita rencanakan kemarin ?
Mau dimana kita bercakap ? Bagaimana kalau di teras saja ?
Mas mau kita bercakap-cakap beberapa lama ? Bagaiamana kalau 20 menit ?
II.Fase Kerja
Sekarang kita berlatih berkenalan ya, latihan ini bisa kita mulai berkenalan dengan perawat, caranya adalah mas bilang dulu kalau mas berkenalan ( sambil bersalaman ) kemudian mas sebutkan nama mas, setelah itu, mas tanyakan nama orang yang diajak berkenalan
“ Bagaimana, apakah mas sudah mengerti ? Nah, sekarang kita praktekkan ya, mas berlatih berkenalan dengan perawat dulu, wah, bagus sekali ternyata mas sudah mempraktekkannya dengan baik “
“Nah sekarang kita coba lagi berkenalan dengan suster yang lainnya, mas pilih saja siapa yang mau diajak berkenalan ( perawat sambil mendemonstrasikan ) bagaimana perasaan mas setelah berkenalan dengan suster “S”
“Sekarang mas sudah tahu kan kalau banyak teman itu sangat menyenangkan dan banyak yang membantu ?
“ Tadi mas sudah berkenalan dengan perawat yang lain kan ? sekarang saya ingin mas berkenalan dengan teman-teman mas yang ada di sini !
“ Bagaimana perasaan mas setelah mempunyai banyak teman ?
“ Nah, sekarang mas sudah punya banyak teman, mas bisa bercerita-cerita dengan teman-teman mas tadi, kalau mas merasa punya masalah / bingung “
“ Nah sekarang sudah selesai berkenalan dengan perawat dan teman-teman disini
“Sekarang duduk dulu ya “
“ Mas tahu apa tidak keluarga mas mau membesuk mas disini ?
“ Jadi mas selalu berharap keluarga mas selalu membesuk dan menemani mas disini ya ?
“ Nah, sekarang kita istirahat dulu sambil duduk disini ya ?

III.Fase Terminasi
a.Evaluasi / Validasi
Evaluasi Subjektif : Sementara itu dulu yang kita bicarakan dan kita praktekkan hari ini saya sangat senang dan menghargai mas sudah bisa dan mau berkenalan dengan perawat dan teman-teman mas yang ada disini bagaimana perasaan mas setelah berkenalan ?
Evaluasi Objektif ; Jadi mas suka menyendiri menurut mas keuntungan mempunyai teman adalah menyenangkan dan kalau tidak punya teman adalah kesepian dan mas selalu ingin di jenguk dan di temani oleh keluarga mas disini.
b.Tindak Lanjut
“Mas, Bincang-bincang kita sampai disini dulu ya, saya ingin yang saya ajarkan tadi cara berkenalan dengan orang lain di ingat-ingat terus ya, jangan sampai lupa ya mas ! lain kali kalau ada waktu kita bisa berbincang-bincang lagi dan diskusi ya mas “








PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di bahas masalah-masalah keperawatan jiwa yang muncul selama pengelompokan Asuhan Keperawatan pada klien dengan masalah utama isolasi sosial : menarik diri di ruang VII RSJD Dr Amino Gondo Hutomo, Masalah yang akan di bahas faktor penyebab gangguan jiwa, manifestasi klinik menarik diri, diagnosa keperawatan, intervensim implementasi dan evaluasi
A.Faktor penyebab gangguan jiwa
Dari hasil pengkajian pada Tn P di peroleh data bahwa penyebab dari gangguan jiwa di lihat dari faktor preclis posisinya adalah klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa, baru kali ini, klien sakit seperti ini klien pernah di bawa ke kiai tapi juga tidak sembuh-sembuh dan akhirnya klien di bawa kesini ( Rumah Sakit )
B.Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala menarik diri adalah tidak mau berteman, menyendiri, kalau bicara pelan dan lirih, kontak mata kurang, kalau di ajak interaksi selalu menunduk ( Budi Anna Keliat, 1998 )
C.Diagnosa keperawatan yang muncul
1.Resiko perubahan persepsi berbeda dengan halusinasi
2.Isolasi sosial berbeda dengan menarik diri
3.Kopin individu tidak efektif


D.Implementasi
Selama memberikan asuhan keperawatan ternyata implementasi yang dilakukan :
1.Pada Tn K 1, 2, 3, dapat dicapai dalam satu pertemuan pasien kooperatif sehingga Tn K 4, 5, 6, dapat juga dilanjutkan pada hari berikutnya, Hal ini di sebabkan karena klien kooperatif dan disertai terbinanya hubungan saling percaya antara klien dengan perawat

satuan acara penyuluhan diare


Satuan acara penyuluhan(sap)
diare PADA ANAK

 




DISUSUN OLEH :
Said riduan iskandar
NIM      : 09 11308 2100 98
STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA
PRODI DIII KEPERAWATAN
2010/2011




SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

a)      Pokok bahasan            :  perawatan diare pada anak di rumah
b)      Sub pokok bahasan     : 
ü  Pengertian diare
ü  Tanda dan gejala diare
ü  Faktor pencetus diare
ü  Pencegahan diare
ü  Perawatan diare pada anak di rumah
c)      Sasaran                        :  klien diare beserta keluarga
d)     Waktu                         :  1 x pertemuan (20 menit)
e)      Tempat                        :  ruang pertemuan puskesmas temindung
f)       Hari / tanggal              :  sabtu, 09 juli 2011
g)      Tujuan                         :
Tujuan umum : setelah mengikuti pembelajaran perawatan diare pada anak      di rumah, di harap kan keluarga dapat memahami dan mengaplikasikan pembelajaran di rumah.
Tujuan khusus : setelah mengikuti penyuluhan ini, diharap kan keluarga mampu :
-          Menyebut kan pengertian diare
-          Menyebut kan tanda dan gejala diare
-          Faktor pencetus diare
-          Cara pencegahan diare
-          Melakukan perawatan diare pada anak di rumah










h)      Kegiatan                      :

No
Langkah langkah
Waktu
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan sasaran
1.
Pendahuluan
5 menit
ü  Memberikan salam
ü  Melakukan perkenalan
ü  Menjelaskan tujuan pembelajaran
ü  Menjelaskan cakupan materi yang akan di sampaikan
ü  Memperhatikan
ü  Memperhatikan
ü  Memperhatikan

ü  memperhatikan
2.
Penyajian
10 menit
ü  menanyakan pengertian diare.
ü  menjelaskan pengertian diare.
ü  menanyakan tanda dan gejala diare pada anak.
ü  menjelaskan tanda dan gejala diare pada anak.
ü  menanyakan faktor pencetus diare.
ü  menjelaskan faktor pencetus diare.
ü  Menanyakan cara pencegahan diare.
ü  Menjelaskan cara pencegahan diare.
ü  menanyakan tentang bagaimana perawatan diare pada anak di rumah.
ü  menjelaskan bagaimana perawatan diare pada anak di rumah.
ü  mempraktekkan cara perawatan diare pada anak dirumah.
ü  memberi kesempatan kepada keluarga klien untuk bertanya
ü  menjawab pertanyaan yang ditanyakan keluarga klien.
ü  Mengutarakan pendapat
ü  Memperhatikan
ü  Mengutarakan pendapat

ü  Memperhatikan

ü  Mengutarakan pendapat

ü  Memperhatikan

ü  Mengutarakan pendapat

ü  Memperhatikan

ü  Mengutarakan pendapat


ü  Memperhatikan


ü  memperhatikan


ü  mengutarakan pertanyaan

ü  memperhatikan

3.
Evaluasi
3 menit
ü  memberikan evaluasi dengan memberikan pertanyaan langsung kepada keluarga klien
ü  menjawab pertanyaan
4.
Penutup
2 menit
ü  menyimpulkan materi yang telah di sampaikan
ü  memberi reinforcement kepada keluarga klien
ü  mengucapkan salam
ü  memperhatikan

ü  menjawab reinforcement

ü  menjawab salam

                       
i)        Metode                        : ceramah dan  tanya jawab
j)        Media                          : leaflet dan LCD
k)      Materi                          :
ü  Pengertian diare
Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
ü  Tanda dan gejala diare
Pada tahap awal gejala anak akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan /atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi, berat badan turun, ketegangan dan kekenyalan kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, pada bayi ubun-ubun besar cekung.Prinsip penanganan diare akut pada anak:Pada diare akut secara umum akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam-basa (gangguan elektrolit), hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi. Oleh sebab itu pada diare akut penanganan terutama ditujukan untuk mangatasi gangguan-gangguan tersebut.

Penyebab diare tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.  

ü  faktor pencetus diare
o   Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
o   GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
o   Bakteri -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.
o   Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut perlu antiparasite
o   Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
o   Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
o   Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

ü  Cara pencegahan diare
Menurut (Depkes, 1992), pencegahan peredaran bahaya diare sesungguhnya dapat dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat, yaitu dengan cara:
a. Membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Membuang hajat pada jamban.
c. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh melalui peningkatan status gizi.
e. Penggunaan air yang tepat untuk kebersihan dan minuman yang bebas dari
kuman.
f. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Selain itu, Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
                                          Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk  pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
                                          Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan  untuk sikecil.
                                            Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.


ü  Perawatan diare pada anak di rumah
Pada dasarnya diare yang tidak disertai dengan dehidrasi bisa ditangani sendiri di rumah dengan mudah.1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.· Gunakan cairan rumah tangga yang dinjurkan seperti cairan oralit, makanan cair (sup, air tajin, minuman yogurt) atau air matang. Jika anak berusia, <6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair.· Berikan larutan ini sebanyak anak mau· Teruskan pemberian sampai diare berhenti2.Berikan anak makan untuk mencegah kurang gizi.· Teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan· Untuk anak <6 bulan dan belum mendapatkan makanan padat dapat diberikan susu yang dicairkan dengan yang sebanding selama dua hari· Bila anak >6 bulan atau telah mendapatkan makanan padat:· Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging taau ikan, tambahkan I tai 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.· Berikan buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.· Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atu tumbuk dengan baik· Dorong anak untuk makan, berikan makan sedikitnya 6 kali sehari· Berikan makan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.Namun anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam tiga hari atau mengalami hal-hal sebagai berikut:
·         Buang air besar cair sangat sering
·         Muntah berulang-ulang.
·         Sangat haus sekali
·         Makan atau minum sedikit
·         Demam
·         Tinja berdarah
Beberapa prinsip pemberian oralit
Jumlah cairan oralit yang diberikan tiap kali anak buang air besar<12 bulan 50-100 ml (1/4-1/2 gelas)1-4 tahun 100-200 ml (1/2-1 gelas)>5 tahun 200-300 ml (1-1,5 gelas)Dewasa 300-400 ml (1,5-2 gelas)Cara pemberian oralit:
·         Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun.
·         Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
·         Bila anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit.
·         Bila diare berlanjut setelah dua hari, berikan cairan lain (susu, sup, air tajin dan lain-lain), atau lanjutkan pemberian oralit.
Satu bungkus oralit = satu gelas air berukuran 200 ml tidak boleh lebih/kurang.Diare dengan dehidrasi secara umum memerlukan pengawasan dan atau penanganan lebih lanjut oleh petugas kesehatan. Sedangkan diare dengan dehidrasi berat memerlukan penggantian cairan segera lewat cairan intravena (infus) karena berpotensi mengancam jiwa anak. (Dr. Wenni)

l)        Evaluasi
a.       Menyebut kan pengertian diare
b.      Menyebut kan tanda dan gejala diare
c.       Faktor pencetus diare
d.      Cara pencegahan diare
e.       Melakukan perawatan diare pada anak di rumah
     g)  Daftar pustaka
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta